By- Com Jl. Lintas Timur - Sukadana - Lampung Timur * - * JAGALAH ALAM DAN LINGKUNGAN KITA !!!

Sunday, April 29, 2012

Cara Pembuatan Pestisida Organik Sederhana.


Penggunaan pestisida buatan yang memakai bahan kimia
memang berbahaya bagi manusia.   Kita sering merasa

waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya.  Nah,
semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini

dapat membantu memecahkan persoalan Anda (petani)
dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus

keluarga.


Mimba (Azadiracta indica)
Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2

genggam bijinya, kemudian ditumbuk.  Campur dengan 1
liter air, kemudian diaduk sampai rata.   Biarkan

selama 12 jam, kemudian disaring.  Bahan saringan
tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya

harus ditambah dengan air sebagai pengencer.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya

sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. 
Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. 

Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang
dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama

tanaman.


Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan

sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang
atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga

dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan
dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa

digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.


Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. 

Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai
betul-betul hancur.   Kemudian campur dengan air untuk

dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan
ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini

bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama
tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk
halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. 

Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan
1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai

jenis serangga penyerang tanaman.


Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan

menyeduhnya, yang kemudian didinginkan.  Kemudian
saring.  Air saringannya ini mampu untuk memberantas

hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.


Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan

dan saring.  Gunakan air saringan tersebut untuk
mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan
cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian

diamkan sekitar 1 jam.   Lalu berikan 1 sendok makan
deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  

Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila
ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan

air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai
hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu

Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling
perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak denga

tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini
bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat

grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit
tanaman.

Mint (Menta spp)

Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan
tembakau.  Kemudian giling sampai halus untuk diambil

ekstraknya.  Ekstrak ini dicampur dengan air
secukupnya.  Dari ekstrak tersebut bisa digunakan

untuk memberantas berbagai hama yang menyerang
tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)

Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3
siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang

bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air
lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian

air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut
dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)

Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah
dulu.  Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung

cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat
digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu

Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil
getahnya.  Getah ini bisa dimanfaatkan untuk

mengendalikan berbagai hama tanaman.


Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar,

kemudian keringkan.  Setelah kering, baru direbus
sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring.  Hasil

saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.


Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi

tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. 
Campuran antara tepung dan air tersebut dapat

digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.


Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. 

Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang
terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun

pengerek daun.


Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput

tersebut.  Kemudian manfaatkan asap ini untuk
mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)

Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan.  
Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari

saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)

Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu
ambil ekstraknya.  Ekstrak daun segar ini dan batang

gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai
jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)

Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah
dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian

disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan
untuk mengusir semut.

Cara Sederhana Membasmi Hama

Ramuan Tembakau Mengatasi Serangan Ulat

PENGGUNAAN bahan alami untuk mengatasi serangan berbagai hama mempunyai berbagai kelebihan. Selain hama akan kabur, tanahnya juga menjadi subur. Di samping ramuan daun johar dan daun mimba untuk mengusir wereng, petani pun bisa menggunakan tembakau untuk mengatasi berbagai hama.

Petani hanya perlu mengingat bahan-bahan yang harus dicampurkan dengan tembakau, agar obat hama alami dari bahan tembakau bisa tepat sasaran. Biasanya, campuran menggunakan empon-empon atau daun-daunan yang diramu dengan takaran tertentu.

Misalnya, ramuan yang terbuat dari 50 lembar daun sirsak dicampur dengan segenggam tembakau berkualitas jelek, bisa digunakan untuk membasmi ulat dan belalang.

Cara membuatnya sangat sederhana. Kedua bahan itu ditumbuk sampai lumat kemudian direndam dalam seliter air selam 24 jam. Hasil rendaman disaring dan dicampur dengan 14 liter air sebelum digunakan untuk menyemprot padi.

''Penggunaan bioinsektisida ini sangat mudah dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sebab bahan-bahan yang digunakan dapat dengan mudah diurai oleh bakteri dalam tanah,'' ujar Dwi Tavip Wiyono kepada petani peserta pelatihan sisem intensifikasi padi dan pengenalan obat hama alami (bioinsektisida) di Balai Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring.

Dia memperkenalkan berbagai ramuan bioensektisida dengan bahan tembakau. Selain diramu dengan daun sirsak, tembakau yang diramu dengan laos dan gambir juga bisa untuk membasmi ulat grayak. Caranya, satu ons laos, satu kilogram tembakau, dan lima biji gambir ditumbuk halus dan ditambah 10 gelas air.

Difermentasikan

Campuran itu kemudian difermentasikan dengan 250 cc EM4. Setelah itu, larutan tersebut dapat digunakan untuk menyemprot hama ulat grayak dengan perbandingan satu gelas larutan dicampur 10 liter air. Dengan dua tiga kali semprot, ulat dapat diatasi.

Selain memerangi ulat, tembakau juga dapat digunakan untuk membasmi wereng dan walang sangit. Caranya juga sangat sederhana. Satu kilogram tembakau ditambah dua kilogram gadung, satu kilogram jengkol, satu liter EM4, dua liter air, dan satu ons gula.

Semua bahan itu dilumatkan dan difermentasikan tiga hari. Cara penggunaan, campuran dilarutkan dalam air dengan perbandingan 2 cc larutan dicampur satu liter air, kemudian disemprotkan ke lahan padi yang terserang walang sangit atau wereng.

''Tembakau yang dicampur dengan delingo dan bengle atau tembakau dicampur daun sirih dan daun jarak juga bisa digunakan untuk mengatasi walang sangit,'' ujar Dwi Tavip.

Campuran pertama terdiri atas satu ons delingo dan satu ons bengle direndam dalam satu liter air semalam. Kemudian segenggam tembakau direndam dalam satu liter air semalam. Kedua rendaman dicampur dan disaring. Setiap dua liter rendaman dapat digunakan untuk menyemprot seperempat hektare lahan.

Campuran kedua terdiri atas satu ons daun sirih, satu ons daun jarak, dan satu ons daun tembakau ditumbuk halus dan direndam dengan tiga liter air. Setelah itu, disaring dan dapat digunakan untuk menyemprot lahan setelah diencerkan dengan air, tiap liter air ditambahkan 3 cc larutan.

Petani yang sudah terbiasa menggunakan pestisida buatan pabrik itu tertarik dengan ramuan sederhana yang diperkenalkan. Mereka bisa mendapatkan resep ramuan yang difotokopi untuk memudahkan mengingat bahan-bahan campuran.

''Sebenarnya masih banyak resep obat pembasmi hama dari bahan-bahan yang bisa diperoleh dengan mudah di sekitar kita. Tak hanya untuk membasmi hama tapi juga dapat diramu dengan fungisida untuk mengatasi jamur,''

Bioinsektisida, pengendali hama yang ramah lingkungan

Serangan hama merupakan salah satu faktor pembatas untuk peningkatkan produksi pertanian yang dalam kasus ini adalah pemeliharaan anggrek. Untuk megendalikan hama seringkali digunakan pestisida kimia dengan dosis yang berlebih. Padahal akumulasi senyawa-senyawa kimia berbahaya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Ditengah maraknya budidaya pertanian organik, maka upaya pengendalian hama yang aman bagi produsen/petani dan konsumen serta menguntungkan petani, menjadi prioritas utama. Salah satu alternatif pengendalian adalah pemanfaatan jamur penyebab penyakit pada serangga (bioinsectisida), yaitu jamur patogen serangga Beauveria bassiana.
Jamur Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa tadi membentuk koloni yang disebut miselia. Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu ia bersifat parasit terhadap serangga inangnya.

Cara Sederhana Membuat Kompos di Rumah..


Data terakhir Dinas Kebersihan Jakarta menunjukkan jumlah sampah Jakarta sampai saat ini ± 27.966 m³  per  hari. Komposisinya, 65 persen sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik. Jadi kalau mau kita hitung, penduduk DKI Jakarta dapat membangun 1 Candi Borobudur setiap 2 hari dari tumpukan sampah. WOW!! Ini baru Jakarta lho, belum kota-kota lainnya.
Salah satu cara kita mengurangi tumpukan sampah itu adalah dengan membuat kompos untuk sampah organik rumah kita.
Caranya:
  1. Sediakan wadah berdiameter 10 cm (yang tidak dipakai lagi), lubangi bagian bawahnya untuk saluran cairan coklat (lindi) hasil pengomposan. Beri pasir ke dalam wadah sebagai dasarnya
  2. Lalu sampah organik seperti sisa sayuran, buah, makanan, dll  ditumpuk di atas pasir itu.
  3. Pada hari ketiga setelah ada bau masam, sisa sayuran dan makanan ditaburi kapur (dolomide) untuk menambah unsur hara hasil kompos. Perciki air secukupnya. Kemudian tambahkan tanah gembur secukupnya agar bau bisa tertahan.
  4. Untuk lapisan berikutnya dapat mulai lagi dengan diperciki air, diberi pasir, sisa sayuran/makanan, tanah gembur. Pembuatan kompos dilakukan secara berlapis-lapis.
  5. Untuk wadah berdiameter 10 cm campuran tidak perlu diaduk, tetapi untuk wadah yang berukuran lebih besar sebaiknya campuran diaduk.
Waktu yang diperlukan untuk menjadi kompos sekitar satu setengah bulan. Tanda-tanda pengomposan sudah selesai campuran menjadi hitam dan tidak bau. Kompos tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, media tanam di rumah sendiri atau jika dijual bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Selamat mencoba!
PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK UNTUK TANAMAN PADI


Salah satu cara pengendaslian hama dan penyakit tanaman padi yang dibudidayakan secara organik adalah penggunaan pestisida organik. Aplikasi pestisida organik dalam budidaya padi organik sama pentingnya dengan penggunaan pestisida kimia.

Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-bahan yang ada di sekitar kita.

Ada ribuan jenis tumbuhan yang dilaporkan mengandung bahan pestisida organik, bila seluruh potensi tersebut sudah dimanfaatkan, betapa kayanya petani akan pestisida nabati yang mudah didapatkan dan ramah lingkungan

Tabel beberapa jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati untuk pengendalian hama penyakit padi

Jenis Tumbuhan
Bagian Tumbuhan
Hama Penyakit yang Dikendalikan
Bawang Putih

Jeringau
Paitan
Tembakau
Sirsak
Sere
Mimba
Mindi
Lengkuas
Gadung KB
Gadung Racun
Kunyit
Bawang Merah
Cabai Merah
Cengkih
Umbi

Rimpang
Seluruh tanaman
Daun
Daun
Daun
Daun dan biji
Daun dan biji
Umbi
Umbi
Umbi
Rimpang
Umbi
Buah
Daun
Berbagai jenis wereng dan penyakit karena jamur
Berbagai jenis wereng
Berbagai jenis wereng
Berbagai jenis wereng
Berbagai jenis wereng
Walang sangit, ganjur dan penggerak batang
Walang sangit, ganjur dan penggerak batang
Walang sangit, ganjur dan penggerak batang
Walang sangit, ganjur dan penggerak batang
Tikus
Tikus
Berbagai penyakit karena jamur
Berbagai penyakit karena jamur
Berbagai penyakit karena jamur
Berbagai penyakit karena jamur

Beberapa contoh pembuatan ramuan pestisida organik.

1.   Ramuan  (untuk hama wereng)

      a.   Bahan :
            Daun sirsak 1 genggam
            Rimpang jeringan 1 gengam
            Bawang putih 20 siung
            Sabun colek 20 gr
            Air 20 liter
      b.   Cara pembuatan :
            Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dalam 20 liter air selama dua hari. Setelah itu, larutan disaring dengan kain halus.
      c.   Cara pengaplikasian :
            Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, lalu disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi.




2.   Ramuan  (untuk hama walang sangir, penggerek batang dan ganjur)

      a.   Bahan :
            Daun mimba 1 kg
            Daun mindi 1 kg
            Sereh 2 batang
            Bawang putih 10 siung
            Bawang merah 10 siung
            Jahe 1 jari jempol
            Kunyit 1 jari jempol
            Kencur 1 jari jempol
            Alkohol 100 cc
            Cuka 100 cc
            Air cucian beras 1 liter
      b.   Cara pembuatan :
            Daun mimba, daun mindi, bawang putih, bawang merah, jahe, kencur, kunyit, dan sereh ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam air cucian beras yang sudah dicampur dengan alkohal dan cuka. Campuran tersebut dibiarkan selama dua minggu, setelah itu, airnya disaring.
      c.   Cara pengaplikasian :
            Setiap 0,25 liter cairan rendaman dicampur dengan 10 liter air, lalu disemprotkan ke tanaman padi.

Monday, April 16, 2012

Membuat Pestisida Organik


Dengan semakin mahalnya bisaya pestisida, maka kita petani kita mulai melirik pestisida organic. Disamping harganya murah, bahan-bahannya banyak tersedia di sekitar kita. Namun sayangnya kita enggan untuk membuatnya, karena umumnya kita tidak tahu bagaimana cara membuatnya.
gb.gadung
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan. 
Penggunaan pestisida organik juga harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama. Pestisida organik dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.
Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.

Bahan baku Pestisida organik dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring . Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.

Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah.

Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya. Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama tanaman tertentu.  Berikut beberapa cara untuk membuat pestisida organik yang dapat dibuat sendiri:
Membuat Pestisida Organik untuk Hama dan penyakit tanaman
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.

Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian
dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil
perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.

Dosis:
1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.

Kegunaan:
Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.

Sasaran :
Wereng Batang Coklat, Lembing Batu, Ulat Grayak, Ulat Hama Putih Palsu

1. Pestisida Organik NIKURAK (mahoni, tembakau dan daun jarak)
a. Bahan-bahan
1. Biji mahoni : 300 gram
2. Tembakau : 100 gram
3. Daun jarak : 1 kg
4. Air : 6 ltr
b. Cara membuatnya
1. Biji mahoni digiling/ditumbuk halus.
2. Daun jarak dan tembakau direbus dengan air sampai mendidih, angkat dan dinginkan. Campurkan mahoni yang sudah ditumbuk halus aduk hingga rata, kemudian diamkan selama 24 jam, lalu saring.
3. Jika larutan pestisida organik ingin disimpan, maka pencampuran dilakukan pada saat akan digunakan.
c. Dosis :
30 cc larutan pestisida organik ini bias digunakan untuk satu tangki sprayer (+/- 15 liter).
Semprotkan ke lahan yang terkena hama pada waktu pagi atau sore hari. Ulangi tiap 4 hari sekali.

d. Sasaran OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Ulat grayak : pada tanaman bawang merah, bawang putih, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang panjang, kubis dan sawi
Ulat penggulung daun dan perusak daun pada tanaman padi.

e. Hasil pencapaian
1. Pestisida Organik NIKORAK bersifat racun kontak, dan hama yang terkena secara langsung , tingka kematiannya tinggi.
2. Populasi hama turun drastic dan timbulnya lama
3. Keluhan sampingan tidak ditemui, pada waktu setelah penyemprotan.


2. GACASI (gadung, cabe merah dan daun sirih)

a. Bahan-bahan
1. Gadung : 4 kg
2. Cabai merah : 2 on
3. Daunsirih : 2 kg
4. Air : 15 ltr

b. Cara membuatnya
1. Gadung, cabai dan daun sirih digiling halus dan campurkan dengan rata
2. Tambahkan air, aduk sampai rata dan disaring, air ramuan merupakan induk pestisida.

c. Penggunaan
14 liter air dicampur dengan pestisida 250 cc (1 gelas), semprotkan ke lahan pada waktu pagi/sore hari, ulangi 4-5 hari sekali.

d. Sasaran OPT
Penggerek batang, wereng, walang sangit, thrip, aphia, serangga kecil lainnya.

Bahan dan alat membuat pupuk organik cair :

Cara membuat pupuk organik

Mengapa tidak mencoba membuat pupuk sendiri, karena cara membuat pupuk organik sangat sederhana, bahannya mudah di dapat dan mudah diterapkan . Berikut ini adalah salah satu cara membuat pupuk organik cair.


1. Kotoran domba/kambing
2. Air bersih ( air yang belum tercemar bahan kimia beracun)
3. Ragi tape (kalau tersedia bisa ditambah bioaktivator seperti yang banyak dijual di pasar)
4. Tong/drum ukuran volume 100-120 liter
Dengan 4 langkah sederhana cara membuat pupuk organik cair seperti pada gambar di atas, anda sudah bisa mendapatkan pupuk organik cair yang ramah lingkungan. Setelah kurang lebih satu minggu pupuk tersebut siap digunakan pada tanaman hortikultura dan jenis tanaman lainnya. Sebelum digunakan untuk memupuk, campurkan 15 cc air POC ke dalam 1 liter air. Berikan pada tanaman 1 minggu 1 kali. Anda akan mendapat manfaat yang luar biasa.

Cara Buat Pupuk Cair Sederhana


Bahan-bahan yang dibutuhkan:
• Kotoran kambing, sebanyak antara 25-30 kg
• Daun gamal, sebanyak antara 25-30 kg
• Air bersih, 200 liter
Cara membuat:
• Masukkan kotoran kambing dan daun gamal ke dalam karung yang berbeda. Masing-masing karung diikat pada ujungnya.
• Rendam ke dua karung di dalam bak yang sudah berisi air bersih. Tutup.
• Setiap sore hari rendaman diaduk-aduk agar tidak berbau.
• Lakukan selama satu minggu.
Setelah proses berakhir, pupuk cair bisa disemprotkan pada tanaman.

Selamat mencoba

Saturday, April 14, 2012

Kesadaran Masyarakat Tentang Bahan Kimia

banyak dari sebagian petani di Indonesia yang masih menggunakan
obat - obatan kimia, mereka tidak sadar kalau obat kimia tersebut
lama kelamaan dapat merusak tanah pertan mereka.
banyak dari mereka yang berfikir klau mereka
menggunakan bahan kimia hasil mereka akan lebih banyak
iya dalam satu dua kali penanaman akan bagus
tapi untuk tiga dan seterusnya humus akan mati dan tanah tidak bisa subur.
lain dengan bahan organik lebih lama kita menggunakan bahan organik
pertanian kita akan lebih baik

kami telah mengintrogasi sebian petani mereka banyak yang kurang sadar
akan hala ini merekan berfikir demikian :

Petani kurang sadar : kami memakai obat kimia untuk membiayai sekolah anak kita
jadi anak kita besok nggak usah menjadi petani
meskipun tanah rusak anak kita sudah dapat bekerja di tempat lain
tanpa mengandalkan pertanian lagi

tim kami : kami menjawab iya kalau besok anak kalian bisa bekerja ditempat lain
kalau tidak bagaimana.
kalau pertanian di hilangkan mau makan apa anak kalian
apa mungkin kita ingin anak - anak kita menjadi buruh di luar negeri
dan melihat tanahnya yang kering dan tandus

Apakah Bahan Kimia Masih Bisa di Gunakan

apakah bahan kimia masih bisa di gunakan :
masih. kita bisa menggunakan bahan kimia
untuk mendorong nutrisi obat organik
dengan syarat kita menggunakan tidak terlalu banyak

Dampak Positif & Negatif bahan kimia

apakah dampak negatif dari obat kimia :
1. obat kimia dapat merusak tanah kita
2. tanaman yang menggunakan bahan kimia apabila di konsumsi dapat merusak tubuh kita
3. ketika kita menyemprotkan obat kimia kita terkena dampak negatif dari obat kimia


Dampak positif dari obat kimia :
1. untuk membantu obat organik menambah nutrisi pada tanaman
2. untuk menghilangkan hama yang mungkin sangat bandel sehingga kita tidak bisa menggunakan obat organik